--> Skip to main content

Dasar-Dasar GIS: Pengenalan dan Pembagian Sistem Koordinat dalam Pengukuran dan Pemetaan

pspdistanlotim.com - Sistem koordinat adalah sistem yang mendefinisikan lokasi dalam serangkaian angka. Secara umum terdapat dua kelompok sistem koordinat, yaitu (1) Sistem Koordinat Geografis dan (2) Sistem Koordinat Terproyeksi. Sistem koordinat geografis Geographic Coordinate Systems (GCS) menggunakan permukaan tiga dimensi dari spheroid sebagai dasar penentuan koordinat. GCS menggunakan satuan sudut (angular unit) yang dinyatakan dalam longitude (bujur) dan latitude (lintang) yang dihitung dari titik tengah bumi ke suatu titik di permukaan. GCS sering dinyatakan dalam satuan derajat maupun radian. Longitude 0 (nol) adalah meridian yang melintasi Kota Greenwich, England, sedangkan latitude 0 (nol) adalah garis khatulistiwa.

Sistem Koordinat Terproyeksi (Projected Coordinate Systems) tidak menggunakan bentuk tiga dimensi shpereoid, melainkan menggunakan dua dimensi bidang datar. Lokasi ditentukan oleh koordinat x dan y dalam suatu grid. Setiap lokasi memiliki nilai x dan y yang menunjukkan posisi relatif titik tersebut terhadap titik origin. Titik origin untuk setiap sistem koordinat berbeda-beda sehingga pengguna harus mengetahui titik origin sebelum menggunakan suatu sistem koordinat.

Salah satu sistem koordinat terproyeksi yang paling banyak digunakan adalah Universal Transverse Mercator (UTM). UTM menggunakan proyeksi Transverse Mercator. UTM membagi bumi ke dalam 60 zona utara (N) dan 60 zona selatan (S). Setiap zona memiliki lebar enam derajat (6°) ke arah longitude.

Gambar berikut ini memberikan ilustrasi bagaimana zona-zona dibagi pada sistem koordinat UTM.

Setiap zona UTM memiliki titik origin yang terletak pada garis khatulistiwa dan berimpit dengan garis meridian tengah setiap zona. Sebagai contoh UTM Zona 48N (Gambar 1-12) memiliki titik origin pada 105° BT; 0° LU dengan koordinat titik origin x=500.000 dan y= 0. Sedangkan untuk Zona 48S memiliki titik origin yang sama persis seperti Zona 48N, tetapi titik origin tersebut memiliki koordinat x=500.000 dan y=10.000.000. 

Pada peta yang sudah berumur lanjut, seringkali dijumpai penggunaan sistem koordinat dan proyeksi selain GCS atau UTM. Sebagai contoh proyeksi polyeder yang menggunakan proyeksi kerucut normal konform. Sistem proyeksi ini digunakan sejak jaman penjajahan Belanda untuk pengukuran dan pemetaan tanah di Pulau Jawa, Bali dan Sulawesi.

Pada peta yang lebih baru sistem koordinat yang paling umum digunakan adalah GCS dan UTM. Meskipun kedua sistem tersebut memiliki banyak kelemahan pada penggunaan tertentu, tetapi karena sifatnya lebih global dan lebih umum digunakan maka praktisi GIS seringkali memilih GCS, UTM atau keduanya dalam mengelola dan menggunakan dan menyajikan data spasial.

Untuk penggunaan datum, WGS 1984 adalah datum yang paling populer digunakan yang salah satu alasannya adalah karena datum tersebut digunakan oleh sistem satelit navigasi global (Global Navigation Satellite System, GNSS) milik Amerika, yaitu GPS. Sehingga jika pengguna menggunakan suatu sistem proyeksi maka secara lengkap dapat dinyatakan dalam penyajian data, misalnya, sebagai berikut:
  • Sistem Koordinat : Universal Transverse Mercator Zona 48 S
  • Proyeksi : Transverse Mercator
  • Datum : WGS 1984
Kebijakan Komentar: Silakan tuliskan komentar anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar